Halo semua, kali ini Ninja Blogger akan memberikan informasi tentang Beladiri Jepang. Kalau kita perhatikan, apakah kita sadar bahwa
dalam dunia seni beladiri, kebanyakan masyarakat diseluruh dunia,
termasuk kita-kita yang di Indonesia, paling banyak mengenal beladiri
Jepang, selain beladiri setempat. Sebut saja karate, judo, kendo,
jujutsu, aikido. Dan menariknya, secara budaya Jepang itu terpengaruh
oleh budaya China, dan memang kalo bicara tentang budaya China itu luar biasa dalemnya. Tapi bagaimana beladiri Jepang dapat lebih terkenal dibanding gurunya?
Kita memang boleh menjawab bahwa karena selama seabad terakhir ini, Jepang memang bangkit menjadi kekuatan ekonomi, sosial, dan politik yang sangat dominan dikawasan Asia, semenjak zaman Restorasi Meiji (1867-1868). Jawaban ini tidak salah, memang, tetapi ada satu faktor lain yang bisa dibilang lebih krusial daripada masalah kekuatan ekonomi, sosial, politik, yakni faktor yang mendasari kekuatan itu. Faktor X itu adalah Modernisasi, faktor yang sama dibelakang kemajuan pesat Jepang selama itu.
Nah, mari kita menyinggung tentang sejarah beladiri Jepang itu sendiri. Sejarah beladiri Jepang sendiri memang bernapaskan agama Shinto, yang didasarkan pada filosofi "jalan"("do/michi" (道) yang analog/senapas dengan prinsip ajaran agama Tao dari China), juga agama Buddha dari India, dimana kedua aliran besar agama ini menyatu dalam sinkretisme yang dikenal sebagai "filosofi Zen("Chan" dalam bahasa China), yang dibawa ke Jepang selama awal milenium pertama Masehi oleh para pendeta dan ahli2 dari Korea (yang sudah menerima pengaruh budaya China terlebih dahulu) dan China itu sendiri.
Dewasa ini, menurut Dai Nippon Butoku Kai/DNBK (kanji:大日本武徳会, asosiasi beladiri nasional Jepang), beladiri Jepang yang lazim dikenal dengan istilah bugei (kanji: 武芸, "seni beladiri") dapat dipecah menjadi 2 kategori, menurut zaman ditemukannya: Kobudo (kanji: 古武道, "old martial way") atau Bujutsu (kanji: 武術, "seni perang") dan Gendai Budo (kanji: 現代武道, "modern martial way"). Kobudo didefinisikan oleh DNBK sebagai beladiri yang ditemukan sebelum era Restorasi Meiji, khususnya sebelum sekitar Dekrit Haitorei (1876) yang melarang kepemilikan senjata, dalam hal ini, pedang dan senjata api, oleh pihak selain aparat penegak hukum (polisi dan tentara, dimana Jepang mengikuti sistem ala Barat, dan melucuti para samurai yang non-aparat penegak hukum). Sedangkan Gendai Budo adalah beladiri yang ditemukan kurang lebih SETELAH Dekrit Haitorei. Dan Gendai Budo inilah yang kemudian menyebar hingga keseluruh dunia.
Tak dapat disangkal lagi, Dekrit Haitorei memegang peranan yang luar biasa besar dalam mentransformasi pola hidup masyarakat Jepang saat itu menyambut modernisasi, yang ditandai dengan dominannya hal-hal berbau Barat. Kobudo ini bernapaskan pada tujuan spiritual dan perang sesungguhnya, didominasi oleh penguasaan ilmu senjata dan dalam pola pendidikannya yang tradisional, menggunakan pendekatan pola-prinsip, sangat rumit dan relatif kurang sistematis, banyak akan aliran-aliran, dan cenderung non-kompetitif.
Kenjutsu, jujutsu, jojutsu, ninjutsu,
iaijutsu semua merupakan cabang dari Kobudo. Daito-ryu Aikijujutsu
(kanji: 大東流合気柔術 atau sering dikenal juga sebagai "Aikijutsu" (合気術),
"Aikijujutsu" (合気柔術) atau "Daito-ryu jujutsu" (大東流柔術) saja), menurut
DNBK, adalah termasuk Kobudo yang paling muda, yang ditemukan (lebih
tepatnya, mengemuka) antara kurang lebih pada 1876-1900. Selain itu,
menurut DNBK pula, meskipun Daito-ryu Aikijujutsu ini namanya termasuk
kategori "jujutsu", Kobudo ini sebenarnya adalah adaptasi tangan kosong
dari beberapa aliran kenjutsu dan beladiri senjata lainnya (antara lain
tongkat dan tombak), dan secara prinsip masih menggunakan prinsip
senjata (khususnya pedang), meskipun polanya kemudian banyak menggunakan
metode tangan kosong.
Dan, Daito-ryu Aikijujutsu ini adalah yang
kemudian menurunkan beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Aikido,
seperti halnya Judo yang diturunkan dari gabungan beberapa aliran
jujutsu, khususnya Tenjin Shinyo-ryu (天神真楊流) dan Kito-ryu (起倒流), Kendo
dari terutama Kashima Shinden Jikishinkage-ryu Kenjutsu (鹿島神傳直心影流),
maupun Karate-do dari Shuri-te (首里手), Naha-te (那覇手), Tomari-te (泊手), dan
beberapa Kobudo Okinawa yang lain.
Memasuki era modern, pasca Restorasi Meiji dan Dekrit Haitorei, pengaruh pemikiran dan gaya hidup Barat pun juga masuk hingga ke ranah beladiri Jepang. Berbeda dengan Kobudo, Gendai Budo ini bertujuan cendeurng untuk melatih pikiran dan jiwa yang sehat dan kuat seperti olahraga modern (kecuali Aikido, Iaido, dan beberapa beladiri lain, dimana beladiri2 ini masih menekankan aspek spiritualitas), kurikulumnya lebih sistematis dan lebih simpel, dan didominasi oleh penguasaan ilmu tangan kosong.
Dr Kano Jigoro (1863-1938), penemu Judo, tak pelak dikenal sebagai "Bapak Gendai Budo", yang ditandai dengan ditemukannya Kodokan Judo pada tahun 1882. Selain mensintesis dan merangkum ilmu dari beberapa aliran jujutsu yang kemudian dinamainya "judo", juga mensistematiskan kurikulumnya, Kano pula-lah yang juga memperkenalkan sistem ujian dan pembagian tingkat kyu sampai dan yang kita kenal dewasa ini, juga seragam latihan beladiri/ keikogi.
Setelahnya, menyusullah kemunculan beladiri seperti kendo, jodo, iaido,
kyudo, karate-do, aikido, juga shorinji kempo. Seiring dengan
kebangkitan imperialisme dan militer Jepang, Gendai Budo dan pengaruhnya
ini akhirnya menyebar keseluruh dunia, pertama-tama di Asia melalui
daerah jajahan Jepang, melalui peran militer dan pemerintah kolonial
Jepang.
Memasuki era modern, pasca Restorasi Meiji dan Dekrit Haitorei, pengaruh pemikiran dan gaya hidup Barat pun juga masuk hingga ke ranah beladiri Jepang. Berbeda dengan Kobudo, Gendai Budo ini bertujuan cendeurng untuk melatih pikiran dan jiwa yang sehat dan kuat seperti olahraga modern (kecuali Aikido, Iaido, dan beberapa beladiri lain, dimana beladiri2 ini masih menekankan aspek spiritualitas), kurikulumnya lebih sistematis dan lebih simpel, dan didominasi oleh penguasaan ilmu tangan kosong.
Dr Kano Jigoro (1863-1938), penemu Judo, tak pelak dikenal sebagai "Bapak Gendai Budo", yang ditandai dengan ditemukannya Kodokan Judo pada tahun 1882. Selain mensintesis dan merangkum ilmu dari beberapa aliran jujutsu yang kemudian dinamainya "judo", juga mensistematiskan kurikulumnya, Kano pula-lah yang juga memperkenalkan sistem ujian dan pembagian tingkat kyu sampai dan yang kita kenal dewasa ini, juga seragam latihan beladiri/
Judo, karate, dan kendo berturut-turut adalah beladiri Jepang
yang paling populer diseluruh dunia dimana militer dan pemerintah
kolonial Jepang berperan besar dalam menyebarluaskan 3 beladiri ini
(khususnya militer bagi karate). Setelah PD II, Yang mulai menyebarkan
beladiri Jepang keseluruh dunia adalah selain militer AS yang menduduki
Jepang, juga masyarakat umum baik Jepang sendiri maupun internasional
yang mempelajari ilmu beladiri Jepang, entah di Jepang sendiri maupun
tempat lain, lalu menyebarluaskannya. Di dunia Barat, Prancis, Amerika
Serikat, dan Inggris merupakan tiga negara utama yang terkenal dalam
memperkenalkan-menyebarluaskan beladiri Jepang.
Nah, jika bicara soal faktor dibalik kesuksesan dakwah beladiri Jepang, sekali lagi, saya katakan, adalah karena semangat pembaharuan/modernisasi yang begitu kuat dalam memperbaiki beladiri tersebut. Berkat modernisasi, Jepang dapat mensintesiskan ajaran-ajaran beladiri tradisional, dengan tuntutan dan perkembangan zaman, sehingga beladiri ini setidaknya menjadi lebih mudah dipelajar, sehingga dapat lebih mudah dikembangkan dan lestari. Karena memang, sebuah ilmu akan menjadi mubazir selain karena manfaatnya yang tidak jelas, juga karena sulit dipelajari, dan karenanya, diperlukan para inovator yang dapat membuat segala sesuatu yang sulit menjadi mudah. Meskipun memang harus diakui karena terlalu kebarat-baratan, sehingga aspek adiluhung dalam beladiri Jepang menjadi luntur, setidaknya fenomena modernisasi Jepang ini dapat menjadi contoh baik bagi kita, masyarakat Timur lain, dalam mentransformasikan ilmu2 tradisional kita, seperti pencak silat, kuntao, marma, dll agar bisa menjadi lebih mudah dicerna tanpa mengorbankan manfaatnya.
Nah, jika bicara soal faktor dibalik kesuksesan dakwah beladiri Jepang, sekali lagi, saya katakan, adalah karena semangat pembaharuan/modernisasi yang begitu kuat dalam memperbaiki beladiri tersebut. Berkat modernisasi, Jepang dapat mensintesiskan ajaran-ajaran beladiri tradisional, dengan tuntutan dan perkembangan zaman, sehingga beladiri ini setidaknya menjadi lebih mudah dipelajar, sehingga dapat lebih mudah dikembangkan dan lestari. Karena memang, sebuah ilmu akan menjadi mubazir selain karena manfaatnya yang tidak jelas, juga karena sulit dipelajari, dan karenanya, diperlukan para inovator yang dapat membuat segala sesuatu yang sulit menjadi mudah. Meskipun memang harus diakui karena terlalu kebarat-baratan, sehingga aspek adiluhung dalam beladiri Jepang menjadi luntur, setidaknya fenomena modernisasi Jepang ini dapat menjadi contoh baik bagi kita, masyarakat Timur lain, dalam mentransformasikan ilmu2 tradisional kita, seperti pencak silat, kuntao, marma, dll agar bisa menjadi lebih mudah dicerna tanpa mengorbankan manfaatnya.
<The_End>
keren beladiri nya sob :D
ReplyDeleteoiya link saya yang Share4rt berbagi itu . di ganti dong sob , jadi SHARE4RT aja . huruf besar semua . thanks
Salam ADMIN SHARE4RT
Makasih sob, oke akan saya ganti :b
Delete